Langsung ke konten utama

Lurik Adalah Kain Tradisional Khas

Lurik adalah kain tradisional khas yang memiliki banyak makna dalam setiap potong kainnya. Kain lurik merupakan salah satu kain tradisional Indonesia yang memiliki pola hias berbentuk garis-garis sederhana yang diselingi beraneka warna benang. Selain dimanfaatkan sebagai bahan pakaian, kain lurik yang diciptakan dalam motif-motif tertentu juga biasa digunakan sebagai simbol dalam ritual keagamaan, upacara perkawinan, ruwatan, siraman, mitoni serta upacara tradisional lainnya. Berdasarkan catatan sejarah, kain lurik yang terkesan begitu ekslusif dan sarat akan makna konon telah dikenal secara luas oleh masyarakat jawa sejak zaman pra sejarah. 

Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya kain lurik pakan malang pada Prasasti kerjaan Mataram (851-882 M). Kain tuluh watu Prasasti Raja Erlangga Jawa Timur, serta selendang kain lurik pada acara Terracotta dari abad 15M yang berada di Trowulan Jawa Timru. Selain itu, keberadaan kain tenun lurik di pulau Jawa juga diperkuat dengan pemakaian tenun pada arca-arca relief candi yang tersebar di pulai Jawa. 

Berikut bisa Anda lihat produksi kain lurik di Lurik Fabric Dlidir.
Lurik Adalah Kain Tradisional Khas
Pada awal kemunculan garis-garis yang menghiasi kain lurik terbilang sangat sederhana dan terbatas pada warna hitam, putih atau kombinasi keduanya. Meski terkesan sangat sederhana, namun dalam pembuatan kain lurik sesungguhnya dibutuhkan ketelitian untuk memadukan warna dan garis yang selaras dan seimbang supaya kain lurik yang dihasilkan tampak lebih indah dan mengagumkan.

Proses Pembuatan Kain Lurik dari Masa ke Masa

Proses pembuatan kain lurik di masa lalu secara garis besar dimulai dengan menyiapkan benang dari tumbuhan perdu yang didominasi warna hitam dan putih. Serat dari tanaman tersebut kemudian diproses secara tradisional hingga menghasilkan benang yang siap di tenun menggunakan alat tenun bendho maupun alat tenun gendong. 

Sejalan dengan perkembangan mode Indonesia, saat ini kain lurik juga banyak diadaptasi oleh para fashion designer Indonesia untuk membuat berbagai variasi busana yang cantik dan menawan tanpa menghilangkan unsur-unsur nilai kebudayaannya. Seperti bahan pembuatan kebaya dan tapih untuk wanita. Serta bahan pria yang popular dengan nama beskap atau surjan. 

Sedangakan untuk proses pembuatan kain lurik dijaman modern ini sudah dibagi menjadi 2, yakni dengan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) dan Alat Tenun Mesin (ATM). Simak ulasan berikut untuk mengenal apa itu ATM dan ATBM ? 

Artikel lainnya : Seragam Batik Kantor

Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) 
Sesuai dengan namanya, ATBM adalah alat pembuat kain dasar untuk dijadikan sebagai kain tenun tradisional. ATBM terdiri dari rangka kayu yang gerakan mekaniknya dilakukan oleh tenaga manusia. Adapun bagian-bagian dari ATBM di antaranya adalah: 

(1) Gulungan lusi, sebagai penjaga tepian lusi yang telah dihani. Alat ini berupa kayu bulat panjang dengan jari-jari sekitar 7 centimeter dan pada kedua sisinya terdapat piringan kayu; 

(2) Gandar gosok, berfungsi sebagai jalan lusi; 

(3) Kayu silang, berfungsi menjaga agar benang lusi selalu dalam keadaan sejajar agar memudahkan mencari benang yang putus dan mencucuknya kembali dalam mata gun sehingga benang lusi tidak saling tertukar; 

(4) Gun atau sering disebut kamran terdiri dari dua buah kayu bingkai yang dihubungkan dengan dua buah besi. Fungsi gun adalah sebagai pembagi benang lusi yang dinaik-turunkan menjadi mulut lusi. Di dalam mulut lusi inilah benang pakan diluncurkan untuk kemudian bersilang dengan benang-benang lusi yang akhirnya menjadi sehelai kain; 

(5) Kerekan, terbuat dari kayu panjang dengan jari-jari 4 centimeter berfungsi untuk menggantungkan gun; 

(6) Sisir, berfungsi untuk mengetak benang pakan yang telah diluncurkan dalam mulut lusi pada proses menenun serta untuk mengatur kekerapan benang lusi yang disesuaikan dengan halus/kasarnya kain yang dibuat; 

(7) Laci tenun untuk memegang sisir berbentuk suatu kerangkat terbuat dari kayu. Pada kedua sisi alat ini ada sebuah kotak teropong yang di dalamnya terdapat picker atau alat untuk melontarkan teropong dari kotak yang satu ke kotak yang lain; 

(8) Gandar dada, berfungsi sebagai jalan kain sebelum digulung; 

(9) Gulungan kain, terletak di bagian depan di bawah gandar dada namun agak masuk ke dalam alat tenun. Alat ini terbuat dari kayu bundar panjang berjari-jari sama dengan gulungan lusi. Pada salah satu ujung gulungan diberi roda gigi walang dan dilengkapi dengan pal penahan agar gulungan lusi tidak dapat berputar lagi. Satu pal lagi menggunakan pegangan yang berfungsi untuk memutar gulungan pada waktu menggulung kain yang baru ditenun; 

(10) Gandar rem untuk mengendurkan lusi apabila kain harus dimajukan karena sebagian sudah ditenun; 

(11) Injakan, berupa dua buah kayu panjang yang terletak di bawah alat tenun dan mempunyai titik putar di bagian belakangny; dan 

 (12) Alat pemukul, berupa beberapa buah tongkat yang dihubungkan dengan tali. Apabila salah satu tongkat digerakkan dengan mendorong laci tenun ke belakang, semua tongkat bergerak dan tongkat terakhir akan menarik tali picker hingga tersentak untuk melontarkan teropong. 

Alat Tenun Mesin (ATM) 
Selanjutnya adalah jenis alat tenun dengan menggunakan teknologi mesin atau sering disingkat ATM. Alat tenun jenis ini biasanya terdapat pada perusahaan tekstil skala besar. Alat tenun mesin dirancang dengan teknologi canggih rapier. Penggunaan ATM ini lebih efisien waktu dan tenaga. 

Hanya dengan sekali proses, mesin ini dapat menghasilkan bermeter-meter kain tenun. Alat tenin mesin ini memiliki bentuk yang besar, yang mana dapat menghasilkan kain tenun yang lebih panjang dan lebar. 

Pengoperasiannya masih menggunakan tenaga manusia, namun hanya untuk memantau proses penenunan mesin dengan menekan beberapa tombol otomatis. Berbeda dengan ATBM yang masih menggunakan pengrajin untun menenun kainnya. Kain tenun yang dihasilkan dengan menggunakan mesin ini lebih halus dan teratur.

Kain Tenun Lurik Zaman Now

Sekarang ini pasar tidak lagi peduli tentang warna, jenis, motif, dan makna filosofis di balik sehelai kain tenun lurik yang selama ini dikembangkan oleh para leluhur. Sekarang ini banyak bermunculan jenis, corak dan warna dasarnya yang diambil dari lurik tradisi dengan sentuhan masa kini yang lebih bervariasi mengikuti tren dunia fashion. 

Jika kondisi ini dibiarkan terus berlangsung, saya kira bukan gak mungkin tenun lurik semakin termarjinalkan dan lama-kelamaan akan hilang dari peredaran. Dan jika memang itu yang terjadi, berarti memang kita tidak bisa menjadi ahli waris yang dapat menjaga dan mengembangkan warisan adiluhung nenek moyang kita. 

Dan barangkali benar, kita tak perlu membawa-bawa masa lampau ke era sekarang. Sekarang sudah era revolusi 4.0 dimana yang mahal dan ribet tak lagi laku, karena yang dibutuhkan serba instant dan yang penting murah. 

Informasi mengenai seputar kain lurik maupun kain batik tulis, silahkan hubungi kontak Whatsapp ke Pak Muzakir 0822 6565 2222.

Komentar

Posting Komentar